Disk Boot Failure Dan Cara Mengatasinya |
* Lakukan analisa dan perbaikan dengan mengikuti langkah-langkah dibawah ini:
- Setelah tampil pesan seperti diatas, masuk ke menu setup BIOS atau CMOS Setup dengan menekan tombol kunci sesuai dengan mainboard-nya yaitu DEL, F1, F2, F10, Ctrl+Alt+Esc atau yang lainnya.
- Dari menu utama CMOS Setup, pilih menu Main. Perhatikan apakah isi field-field tersebut berubah atau tidak. Sesuaikan isi tipe hard disk drive tersebut dengan Auto agar spesifikasi hard disk drive di-deteksi oleh BIOS saat boot.
- Jika pesan masih tetap tampil, cobalah periksa hubungan kabel-kabel (kabel data dan kabel power) pada hard disk drive. Apabila langkah tersebut belum menyelesaikan masalah, coba tukarkan koneksi kabel data hard disk drive ke konektor IDE controller yang lain. Apabila hard disk drive terdeteksi berarti slot IDE Controller primer yang rusak.
- Jika dengan menukar hard disk drive belum dikenali, perhatikan apakah CD ROM drive bisa dikenali. Jika demikian berarti hard disk drive-nya yang rusak. Namun apabila CD ROM drive tidak dikenal, berarti IDE Controller-nya yang rusak. Pastikan dengan mencoba hard disk drive pada komputer lain.
- Untuk mengatasi IDE Controller yang rusak, gantilah IDE Controller tersebut. Bila kontroler on-board, tambahkan multi I/O card dan disable-kan konfroller yang ada pada mainboard dengan mengatur setup BIOS, yaitu pada Chipset Configuration dengan men-disable field On board PC I IDE.
Komputer tidak bisa boot dari Hard Disk Drive
Pada
komputer yang telah dilengkapi dengan hard disk drive, sistem operasi
diinstall pada hard disk drive tersebut sehingga proses bootingpun
dilakukan melalui hard disk drive. Apabila komputer tidak bisa booting,
perhatikan pesan yang ditampilkan mis ; ”Missing Operation System” atau
yang lain-lain. Untuk mengatasinya, lakukan langkah-langkah dibawah ini:
- Buka menu Main pada Setup BIOS.
- Perhatikan apakah isi field-field tersebut sesuai tipe dan spesifikasi harddisk drive yang terpasang. Sesuaikan isi tipe hard disk drive tersebut dengnan Auto untuk men-deteksi spesifikasi yang sesuai. Coba lakukan boot dari hard disk drive.
- Jika hard disk drive belum bisa boot, ubahlah setup BIOS agar komputer melakukan boof dari drive lain mis ; melalui LAN.
- Jika hard disk drive belum bisa boot maka sebagai pemula bersiap-siaplah untuk install ulang Windows.
- Pertimbangkan juga penggunaan program bantu anti virus dalam BIOS untuk mendeteksi kemungkinan keberadaan virus yang dapat menjadi penyebab terjadinya masalah tersebut.
Tidak bisa melakukan penulisan ke Hard Disk Drive
Hard
disk drive tidak bisa menyimpan file atau data yang sedang diolah, dan
pada layar monitor tampil pesan bahwa harddisk drive penuh. Ada beberapa
kemungkinan penyebab terjadinya masalah ini, yaitu :
- Hard disk drive memang benar penuh atau ukuran file yang akan dibuka lebih besar dari sisa kapasitas hard disk drive yang ada. Mengatasinya harus dengan menghapus sebagian isi hard disk drive atau menyimpan pada media penyimpan yang lain, mis; Flash Disk ataupun CD ROM.
- Hard disk drive terserang virus. Gunakan program anti virus untuk mendeteksi dan membersihkan virus. Khusus untuk disket bootable, gunakan yang betul-betuk bersih dari virus, karena jika virus yang menyerang adalah virus boot sector, harddisk drive tidak bisa dibersihkan dari virus tersebut yang akan selalu dimuat di memori saat proses booting.
- Kesalahan konfigurasi sistem operasi. Beberapa sistem operasi, terutama sistem operasi DOS, membutuhkan konfigurasi tertentu berupa baris-baris parameter khusus pada file konfigurasi sistem operasi CONFIG.SYS atau AUTOEXEC.BAT.
- Kerusakan pada struktur file atau hard disk drive sehingga pencatatan informasi pada FAT (File Allocation Table) tidak sesuai. Atasi dengan program bantu SCANDISK.